Minggu, 06 Agustus 2017

Pengertian Metagenesis dan Contohnya




Pengertian Metagenesis dan Contohnya



A. Pengertian Metagenesis






Metagenesis adalah pergiliran keturunan yang dari fase aseksual ke fase seksual atau sebaliknya. Reproduksi makhluk hidup memang dapat terjadi baik secara seksual maupun aseksual. Namun, pada peristiwa metagenesis, terjadi siklus hidup dimana organisme tersebut akan menjalani fase seksual dan fase aseksual secara berkala. Tidak semua organisme mengalami siklus hidup yang demikian, hanya beberapa organisme ditemukan mengalami metagenesis yang teratur seperti pada tumbuhan lumut. Dalam setiap fase reproduksi dalam metagenesis akan menghasilkan organisme yang berbeda. Misalnya, tumbuhan lumut merupakan organisme seksual, hasil reproduksinya akan menghasilkan organisme lain yaitu embrio yang menghasilkan spora (individu baru yang terbentuk melalui reproduksi aseksual). Pada organisme, fase reproduksi antara seksual dengan aseksual mungkin akan berbeda waktunya. Beberapa organisme memiliki masa dominan dalam fase seksual, dan begitu jua sebaliknya.




1. Metagenesis pada Tumbuhan
Dalam metagenesis tumbuhan berlangsung pergiliran keturunan antara generasi gametoift dan generasi sporofit. Generasi gametofit adalah generasi yang menghasilkan gamet atau sel kelamin (generasi haploid), sedangkan generasi sporofit adalah generasi yang menghasilkan spora (generasi diploid).

a. Metagenesis pada Tumbuhan Lumut

Pada tumbuhan lumut, misalnya lumut daun, spora tumbuh menjadi protonema. Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut akan menghasilkan anteridium (alat perkembangbiakan jantan) dan arkegonium (alat perkembangbiakan betina). Kedua organ ini dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu) atau dapat pula berada pada tumbuhan yang berbeda (berumah dua). Anteridium akan menghasilkan sperma, dan arkegonium akan menghasilkan ovum (sel telur)/ oleh karena itulah tumbuhan lumut disebut sebagai gametofit atau tumbuhan penghasil gamet. Tumbuhan lumut bersifat haploid.




Pertemuan antara sperma dan ovum akan menghasilkan zigot yang akhirnya berkembang menjadi sporofit atau tumbuhan penghasil spora. Sporofit bersifat diploid (2n). pada lumut daun, sporofit tetap menempel pada ujung tumbuhan (gametofit). Pembentukan spora pada sporofit terjadi melalui pembelahan sel-sel induk spora dalam spongarium.

 


b. Metagenesis pada Tumbuhan Paku

Spora pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi protalium. Protalium tumbuh menghasilkan alat perkembangbiakan jantan dan betina, yakni anteridium dan arkegonium. Oleh karena itulah protalium disebut sebagai gametofit. Jika anteridium dan arkegonium dihasilkan dalam satu protalium, maka disebut berumah satu, sedangkan jika dihasilkan pada protalium yang berbeda, disebut berumah dua.





Sperma dan ovum yang dihasilkan dari kedua alat perkembangbiakan tersebut mengalami fertilisasi menjadi zigot. Zigot akhirnya berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang dewasa akan memiliki daun yang menghasilkan spora, yang disebut sporofil. Oleh karena itu tumbuhan paku disebut sporofit


c. Metagenesis pada Tumbuhan Biji

Tumbuhan biji yang tampak oleh kita adalah generasi sporofit. Generasi gametofit betina berkembang di dalam bakal biji dan masih melekat dengan tumbuhan induknya. Perkembangan gametofit jantan dimulai saat terbentuknya mikrospora, kemudian dilanjutkan pada saat setelah penyerbukan. Perbedaannya dengan tumbuhan paku adalah generasi gametofit tumbuhan biji lebih kecil, perkembangannya lebih terlindungi, dan ketergantungan hidup terhadap generasi sporofitnya (tumbuhan induknya) lebih tinggi


Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari setelah keluar dari dalam kotak spora. Pada saat penyerbukan, serbuk sari yag jatuh di kepala putik akan berkembang membentuk buluh serbuk sari. Di dalam buluh serbuk sari akan terbentuk sel sperma. Pada angiospermae (tumbuhan biji tertutup), yang disebut dengan generasi mikrogametofit adalah buluh serbuk sari. Sedangkan yang disebut generasi megagametofit (makrogametofit) adalah kantong lembaga (kantong embrio).
Setelah terjadi pembuahan ovum oleh sel sperma, maka terbentuklah zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio (lembaga) di dalam biji. Saat biji berkecambah, embrio akan berkembang lebih lanjut menjadi kecambah, kemudian menjadi tumbuhan muda, dan akhirnya tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa menghasilkan bunga, dan seterusnya daur hidupnya dimulai kembali

2. Metagenesis pada Hewan


Beberapa jenis Avertebrata juga mengalami pergiliran keturunan, contohnya pada ubur-ubur. Ubur-ubur hidup di laut. Dalam daur hidupnya, ubur-ubur mengalami pergilira keturunan, yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa yang dapat berenang bebas.

Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetative yang berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup. Medusa merupakan generasi generative yang berkembang biak secara seksual dengan peleburan sel kelamin jantan dan betina.

sumber
http://www.softilmu.com/2015/08/metagenesis-tumbuhan-paku-lumut-hewan.html




0 komentar:

Posting Komentar